Selasa, 14 September 2010

friendz

Karakter Yahudi Dan Umat Nuh As.

Hanyalah orang yang picik pandangannya, sakit ruhaninya, berjiwa kerdil, yang merasa tidak memerlukan nasihat bahkan meremehkannya. Atau pura-pura tidak mendengar. Atau bagaikan kultur masyarakat Yahudi : sami’na wa ‘ashaina (kami mendengar dan kami tidak patuh).

Atau sebagaimana umat Nabi Nuh yang sengaja menutup telinga dengan jari-jari mereka, agar tidak mendengarkan nasihatnya. Sehingga saluran untuk turunnya petunjuk, menjadi tersumbat, terhambat.

“Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, mereka berkata: "sesungguhnya kami telah mendengar (ayat-ayat yang seperti ini), kalau kami menghendaki niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini, (Al Quran) ini tidak lain hanyalah dongeng-dongengan orang-orang purbakala."
(QS. Al Anfal (8) : 31).

“Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat.” (QS. Nuh (71) : 7).

“Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang (munafik) vang berkata "kami mendengarkan [tetapi hatinya mengingkarinya], padahal mereka tidak mendengarkan.” (QS. Al Anfal (8) : 21).

“Dan (ingatlah), ketika kami mengambil janji dari kamu dan kami angkat bukit (Thursina) di atasmu (seraya kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!" mereka menjawab: "Kami mendengar tetapi tidak mentaati". dan Telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi Karena kekafirannya. Katakanlah: "Amat jahat[menyembah anak sapi, membunuh nabi-nabi, melanggar janji] perbuatan yang telah diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman (kepada Taurat).” (QS. Al Baqarah (2) : 93).

“Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya [menambah dan mengurangi]. mereka berkata : "kami mendengar", tetapi kami tidak mau menurutinya (hati mengingkari). dan (mereka mengatakan pula) : "Dengarlah" sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa [tuli]. dan (mereka mengatakan) : "Raa'ina"[*], dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. sekiranya mereka mengatakan : "kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami",  tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis
(QS. An Nisa (4) : 46). [hidayatullah.com]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar